Laki-laki yang pernah mebuat kita tak pernah berarti
Dia adalah sahabatmu
Perlahan-lahan menampar peradaban semu
Dan kita pun menjadi korban sejarah
Saat gerimis sengaja kita ukir
Menjadi cawan tanpa madu
Aku salut atas kelihayanmu
Tetapi aku benci pada kejujuranmu
Mengapa kau ciptakan aku air mata?
Hebat, sahabat yang satu ini!
Aku juga bisa tertawa saat ini
Tetapi bukan aku bahagia
Kau telah menikungku
Kau tinggalkan aku bersamanya
Yang tak pernah mengerti tentang riak gelombang
Begitukah caramu manjadi sahabatku?
Aku mamang tidak begitu berharap kau di sini
Di batas peradaban baru
Cukup dengan kecewa ini aku telah banyak belajar
Mengenalmu, mengenalku
Karena aku tahu,
Ini cara kita tanpa bisiskan tetangga
Dan sampai di sinilah batas kepuasan kita
Maafkan aku,
Gerimis memafkanmu
0 komentar:
Posting Komentar